Google ads

Rabu, 15 Januari 2014

PERENCANAAN PENGADAAN OBAT

Logistik farmasi tidak dipisahkan ataupun diasingkan, tapi merupakan suatu subsistem yang sangat penting dari sistem kesehatan total yang menyediakan pelayanan untuk keperluan masyarakat. Sebagai catatan pada bab terdahulu, system kesehatan diri hanya satu sektor pada sistem sosial keseluruhan yang ada di Negara. Tujuan utama adalah mengurangi ketidaksenangan, ketidakmampuan, ketetapan angka kematian yang terus menerus dari pelayanan kesehatan pada tingkat masyarakat. Sistem logistik membantu mencapai tujuan ini dengan saling berhubungan dengan sistem bantuan lain yang merupakan bagian tujuan yang sama. Pada pengembangan sebuah rencana untuk perbaikan sistem logistik, penting untuk menetapkan batas dari “sistem” yang cukup luas untuk memasukkan semua komponen yang akan berpengaruh besar pada kesuksesan atau kegagalan dari suatu rencana.

I.  Model Perencanaan
Ada 6 langkah untuk mengembangkan sebuah rencana untuk perbaikan logistik yang akan menjamin pertimbangan dari semua faktor berikut :
a.     Mendirikan tim perencanaan logistic
b.     Menetapkan tujuan dan objektif untuk sector kesehatan
c.      Mendirikan prioritas untuk perkembangan program
d.     Menggambarkan situasi logistik dan sumber yang ada
e.      Mengenali kekurangan
f.       Merancang strategi untuk perbaikan
Sekali rencana dibuat, sebuah strategi untuk pelaksanaan harus dikembangkan, setelah perubahan pelaksanaan, Ada 3 fase, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, yang berulang terus menerus untuk membentuk ”iterative cycle dari perencanaan”.
Gambar 1.C.1. menggambarkan dua jalan perubahan yang dapat dikerjakan. Strategi pertama, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, yang mirip model perubahan kemajuan dengan perubahan ukuran yang sama. Gambaran ini merupakan rencana yang dirancang untuk seluruh sistem logistik, pelaksanaan, evaluasi, dan mengatur keperluan yang lainnya. Pemberian pengadaan sekarang ini dari sistem logistik adalah pada sebagian besar Negara yang sedang berkembang, hingga 5 tahun mungkin diperlukan untuk peninjauan strategi ini.
Strategi kedua mirip sebuah spiral yang semakin luas atau berkembang, perubahan perencanaan awal adalah pada bidang dan waktu yang sangat singkat. Pelaksanaan terjadi pada tambahan kecil yang memberikan evaluasi cepat dan pencocokan yang cepat dari perencanaan.   

CARA KERJA TABLET SALUT ENTERIK

Cara kerja dan evaluasi :
  1. siapkan kondisi ruang produksi pada grey area/kelas III, syarat (CPOB 2001 lampiran 3.10a hal 60). Jumlah cemaran partikel/m3 µm max sebanyak 3,5 juta, cemaran partikel/m3 > 5µm max sebanyak 20 ribu, jumlah cemaran mikroba/m3 max sebanyak 500, efisiensi saringan 95%, pertukaran udara >20 kali/jam, temperature 250C, humidity 55%.
  2. siapkan peralatan. Alat sudah dibersihkan dengan aqua, typol 0,1%, EtOH 75% dan terakhir aqua kembali. Beri label telah dibersihkan. Set peralatan sesuai dengan master formula untuk produk yang akan diproduksi. Beri label siap digunakan.
  3. karyawan harus sehat dan tidak berpenyakit menular. Di ruang ganti pakaian, karyawan harus melepas sepatu, mencuci tangan dengan menggunakan cairan anti septic khusus, keringkan lalu mengganti pakaian rumah dengan pakaian khusus produksi, kenakan tutupm kepala, sarung tangan dan masker. Karyawan masuk ke ruang produksi melalui air lock dengan kaki kanan, kenakan sepatu khusus, lalu kaki kiri dan kenakan juga sepatu khusus.
  4. bahan pengemas primer diambil dari gudang dalam kemasan sesuai master formula/CPB produk yang akan diproduksi. Kirim ke ruang produksi melalui air lock khusus bahan kemasan primer.
  5. bahan baku diambil dari gudang bahan baku. Kirim ke ruang penimbangan timbang sesuai master formula
  6. bahan kemas skunder diambil dari gudang bahan kemas sesuai master formula/CPB produk yang akan diproduksi. Kirim ke ruang packing skunder. Cek nomor batch dan tanggal ED sesuai master formula
  7. diruang produksi
  1. granulasi basah
o   zat aktif + pengikat + penghancur dalam + pengisi, mixing dalam litterfold lodige machine 1500 rpm selama 30 menit.
o   Alcohol sebagai pembasah disemprot melalui mikropiston ke dalam mesin sehingga di dapat masa lembab seperti butiran salju.
o   Masa dimasukkan ke dalam oscilating granulatory dan dilewatkan hingga didapat granul dengan ukuran 40 mesh.
o   Granul basah dihisap melalui pompa vakum masuk ke fluid bed dryer selama 30 menit, temperature 600C, tekanan 30-50 psig
o   Granul kering yang didapat, dihisap melalui vakum, dilewatkan oscilating granulatory hingga didapat granul dengan ukuran 60 mesh.
o   Pindahkan ke storage tank, beri label Quarantine dan lakukan IPC :
§  Homogenitas
§  Granulatory
§  Kecepatan alir
§  Kelembaban
§  Bobot jenis
o   Setelah lulus uji release, lakukan campur kering, granul ditambah penghancur luar + pelincir, mix didrum roller barrel 150 rpm 30 menit. (seharusnya 25 rpm selama 5 – 10 menit.jika lebih 10 menit sifat alirnya jadi hilang) (Pharmaceutical Dosage Forms Tablet Vol 2, 2nd Edition,Herbert A Lieberman,Leon Lachman . Marcel Dekker Inc,1989 NewYork
o   Pindahkan ke ruang cetak, masukkan dalam corong mesin cetak tablet JCMCO yang dilengkapi dengan 23 punch dan 2 hoppler dengan kapasitas 50 ribu tablet/jam. Cetak dengan tekanan 4 ton/inch linear dengan permukaan punch rata ukuran 5/8 inch.
Tiap 15 menit lakukan kembali IPC
  1. Granulasi kering
o   Zat aktif + pengikat + pengisi + ½ fase luar, mixing dalam diosna machine, 1500 rpm selama 30 menit
o   Lakukan slugging dengan menggunakan chilsonator dengan penekanan 10 ton sehingga didapat granul 60 mesh. Pecahkan slug dan dilewatkan pada oscilating granulatory hingga didapat granul dengan ukuran 60(8) mesh
o   Lakukan slugging dan pecahkan berulang hingga didapatkan granul dengan flowbility, kompresibilitas dan anti adheren yang baik.
o   Pindahkan ke storage tank, beri label Quarantine dan lakukan IPC :
§  Homogenitas
§  Granulatory
§  Kecepatan alir
§  Kelembaban
§  Bobot jenis
o   Setelah lulus uji release, lakukan campur kering, granul ditambah ½ fase luar, mix di drum roller barrel 150 rpm 30 menit.25 RPM SELAMA 10 MENIT.
o   Pindahkan ke ruang cetak, masukkan dalam corong mesin cetak tablet JCMCO yang dilengkapi dengan 23 punch dan 2 hopper dengan kapasitas 50 ribu tablet/jam. Cetak dengan tekanan 4 ton/inch linear dengan permukaan punch rata ukuran 5/8 inch.
Tiap 15 menit lakukan kembali IPC
  1. Cetak langsung
o   Zat aktif + pengikat + pengisi + ½ fase luar, mixing dalam diosna machine, 1500 rpm selama 30 menit.  

o   Pindahkan ke storage tank, beri label Quarantine dan lakukan IPC :
§  Homogenitas
§  Granulatory
§  Kecepatan alir
§  Kelembaban
§  Bobot jenis
o   Setelah lulus uji release, lakukan campur kering, granul ditambah ½ fase luar, mix di drum roller barrel 150 rpm 30 menit. (seharusnya 25 rpm selama 5 – 10 menit.jika lebih 10 menit sifat alirnya jadi hilang) (Pharmaceutical Dosage Forms Tablet Vol 2, 2nd Edition,Herbert A Lieberman,Leon Lachman . Marcel Dekker Inc,1989 NewYork

o   Pindahkan ke ruang cetak, masukkan dalam corong mesin cetak tablet JCMCO yang dilengkapi dengan 23 punch dan 2 hoppler dengan kapasitas 50 ribu tablet/jam. Cetak dengan tekanan 4 ton/inch linear dengan permukaan punch rata ukuran 5/8 inch.
Tiap 15 menit lakukan kembali IPC
v  Tiap 15 menit lakukan kembali IPC
ü  Keseragaman ukuran
ü  Keseragaman bobot
ü  Keseragaman kandungan
v  Tiap 30   menit lakukan kembali uji IPC
ü  Uji kekerasan tablet
ü  Friabilitas
v  Pada akhir pencetakan, karantina lakukan uji
ü  Keseragaman kandungan
ü  Disolusi tablet
v  Bila lulus uji release, produk ruahan (ANTARA) dibawa keruang penyalutan
v  Peralatan penyalutan telah disiapkan dan telah diberi label telah dibersihkan. Accela cota 24 inch dengan standar 2 pengatur aliran, sistem semprot otomatisasi udara dengan lubang 0,04 inch, sistem pompa, panci penyalut.
v  Set dengan kondisi : kecepatan panci 12-15 rpm, temperature udara mengalir selama proses 300C, tekanan automatisasi 30-50 psig. Beri label telah siap digunakan.
v  CAP dilarutkan dalam etil alcohol, sorbiton mono oleat dan aseton. Larutan dihubungkan dengan piston.
v  Tablet dimasukkan kedalam panci penyalut. Bila kondisi telah tercapai, atur kecepatan 12-15 rpm, semprotkan penyalut dengan tekanan automatisasi 30-50 psig hingga didapat penyalut dengan bobot 10% dari bobot sediaan tablet.
v  Bila proses penyalutan telah selesai, karantina dan lakukan IPC
ü  Estetika
ü  Keseragaman bobot
ü  Disolusi tablet
ü  Waktu hancur
v  Bila lulus uji release, produk ruahan dibawa ke ruang stripping (kemasan primer). Strip (I strip a 4 tablet atau 10 tablet) dengan menggunakan stripping chuan shiang machine. Ruangan bersuhu 240C dan kelembaban 60-70%.
v  Tiap 15 menit lakukan IPC
ü  Uji kebocoran
ü  Uji estetika
ü  Stabilitas sediaan
ü  Pengambilan produk untuk retain sample
v  Bila lulus uji, produk yang tersusun pada rak khusus dikirim ke packing skunder. Strip dimasukkan ke inner box a 10 strip, lalu masukkan ke outer box. Beri no register, batch dan ED pada outer box. Cheking akhir.
v  Kirim ke gudang produk jadi. Lakukan serah terima dari bagian produksi ke bagian logistik.














CARA KERJA TABLET SALUT GULA


I.              Cara  kerja dan In Process Control
1.      Lapisan Penutup
-          Penyalutan dilakukan setelah produk ruahan / antara lulus IPC
-          Penyalutan dilakukan diruangan grey area yang sesuai syarat CPOB
-          Atur temperature alat penyalut pada suhu 30 0C (70 o C).Tablet yang telah siap disalut dimasukan ke dalam panci penyalut dengan putaran 10 rpm.
-          Lakukan 3 kali pemakaian larutan zein / shellac , 800 ml untuk tiap kali pemakaian.
-          Pemakaian yang satu dilakukan 15-20 menit sesudah pemakaian sebelumnya agar tablet benar-benar kering
-          Jika tablet menjadi lekat antara 2 pemakaian tadi , beri talk secukupnya  untuk mencegah pelekatan dengan dinding panci dan satu dengan yang lain
2.      Lapisan Dasar
-          Lepaskan tombol udara masuk dan panas sehingga tidak berjalan, gunakan system pembuangan biasa, pasang kecepatan putaran panci pada 10 rpm
-          Gunakan 1,5 larutan gelatin yang hangat untuk lapisan pertama. Kurangi jumlahnya untuk lapisan berikutnya untuk mendapat ketebalan yang tepat.  Pastikan bahwa tepi tablet dilapisi. Ketebalan diuji dengan cara volumetrik.
-          Jarak waktu antara 2 pelapisan paling sedikit 20 menit  untuk memungkinkan pengeringan yang tepat. Pastikan bahwa larutan tersebar dengan cepat dan merata  di dalam tumpukan tablet. Taburkan bubuk pelapis dasar jika terjadi perlengketan
-          Setelah pelapisan terakhir, kocok panci secara periodic selama paling sedikit 2-4 jam agar tablet benar-benar kering


3.      Lapisan Sirup
-          Sebelum pelaksanaan dimulai, buang debu di dalam panci. Pasang tombol pengaturan udara buang keluar. Atur tempetratur udara sedemikian rupa sehingga udara yang keluar antara 45 - 48 0C. Pasang kecepatan panci pada 12 rpm.
-          Lakukan 5-15 kali pelapisan sirup kasar secukupnya untuk membasahi seluruh tumpukan. Pelapisan dengan sirup kasar segera diulangi jika lapisan sebelumnya telah kering dan agak berdebu.
-          Sirup kental berwarna diberi dengan cara yang sam beberapa kali , sehingga dicapai volume yang spesifik dari tablet
-          Matikan tombol pemanas, kurangi udara yang masuk dan keluar
-          Lakukan beberapa pelapisan dengan larutan sirup biasa yang berwarna untuk memperoleh kelicinan permukaan.
-          Tiap pelapisan dengan sirup biasa dilakukan segera setelah tablet tampak berembun atau suram. Jangan dibiarkan tampak berdebu.
4.      Pengkilapan
-          Putuskan tombol pengatur udara masuk, udara keluar, serta pengatur panas. Atur kecepatan panci pada 12 rpm.
-          Lakukan pelapisan 3 sampai 4 kali dengan larutan pengkilap, tiap kali dengan 300 ml larutan
-          Biarkan pelarut menguap sempurna antara dua pelapisan.
-          Setelah penyalutan selesai, tempatkan tablet pada storage tank dan beri label “karantina”. IPC produksi akan melakukan pengujian estetika
-          Setelah lulus IPC, tablet akan dibawa keruang pengemasmelalui pass box, pengemasan primer dilakukan dengan stripping machine, 1 strip=10 tablet. Setiap 15 menit IPC akan melakukan pemeriksaan Uji estetika, , no.batch dan uji kebocoran strip
-          Tablet yang sudah dikemas dalam strip, dibawa keruang pengemas skunder melalui pass box, dan dilakukan pengemasan skunder.



CARA KERJA TABLET EFFERVESCENT

Cara kerja dan evaluasi (IPC)
            a. Cara kerja (Skala Produksi)
  1. Siapkan kondisi ruang produksi pada grey area/kelas III. Jumlah cemaran partikel/m3 ≥ 0,5 µm max sebanyak 3,5 juta cemaran partikel/m3 ≥ 0,5 µg sebanyak 20 ribu, jumlah cemaran mikroba/m3 sebanyak 500, efisiensi saringan 95 %, pertukaran udara > 20x/jam, temparatur 25o C, humidity    < 30 % (penting untuk menjaga kelembaban di bawah 30 % untuk mencegah terjadinya reaksi.
  2. Siapkan peralatan. Alat  sudah dibersihkan dengan aqua typol 0,1 %, EtOH 75 % dan terakhir aqua kembali. Beri label setelah dibersihkan. Set peralatan sesuai de ngan master formula untuk produk yang akan diproduksi. Beri label siap digunakan.
  3. Kaleng dan tutup dicuci dengan Na Pyrophospat 0,5 %  dengan mesin cuci otomatis. Cuci  dan bilas dengan aqua demineralisata. Keringkan dalam tunnel  dryer  suhu 60o sselama 2 jam. Dinginkan pada suhu kamar selama 1 jam. Bawa ke ruang produksi  melalui air lock khusus bahan kemasan primer.
  4. Semua bahan baku dan bahan pengemas yang diambil  dari gudang penyimpanannya masing-masing telah mengalami QC terlabih dahulu pada masa karantina. Bahan-bahan yang  dipakai adalah yang telah lulus QC.
        
Ada 2 metode pembuatan :
a. Metoda granulasi kering (lachman hal 734)
1.       Bagian asam (metode peleburan) :
Asam sitrat dan asam tartrat dipanaskan di oven 93-104oF(5/9 x (99-32)  =37,2o C  dan kelembaban <30% hingga melebur sempurna selama 24 jam
2.       Zat aktif asam (g), +granul bag asam, + NaHCO3 (g) + flavoring, mixing di Diosna machine, 1500 rpm selama 20 menit.
3.       Lakukan slugging dengan menggunakan Chilsosator dengan punch permukaan rata berukuran 1 ¼ inch dan penekanan 10 ton sehingga didapat tablet dengan tebal 3/8 inch. Pecahkan slug dan dilewatkan pada oscilating granulatory hingga didapat granul dengan ukuran 16 mesh.
4.       Pindahkan ke storeage tank, beri label “Quarantine” dan lakukan evaluasi granul (IPC) :
-          Homogenitas (Teori Sediaan hal 114)
-          Granulometri (Teori Sediaan hal 114)
-          Kecepatan alir (Teori Sediaan hal 114)
-          Kelembaban (Teori Sediaan hal 115)
-          Bobot Jenis (Teori Sediaan hal 115)
5.       Setelah lulus uji “release”, pindahkan ke ruang cetak. Cetak tablet dengan bobot 3 gram dengan pinggir tumpul, diameter 1 inchi.
6.       Tablet yang sudah dicetak dilakukan evaluasi.
                                                                                                                       
b. Metoda granulasi basah
1.       Bagian basa
Zat aktif  basa, (+) pengikat (PVP dalam bentuk kering) (+) pengisi (+) FD&C Yellow, mixing di litterfold lodige machine, 1500 rpm selama 30 menit.
a. etanol 96% sebagai pembasah disemprot melalui mikropiston mellalui mesin sehingga didapat massa lembab seperti butiran salju.
b.massa dimasukkan ke dalam oscillatory dan dilewatkan hingga didapat granul basah dengan ukuran 20 mesh.
c. granul basah dihisap melalui pompa vakum masuk fluid bed dryer (FBD) selama 1 jam, temperature 45-50o  C tekanan 30-50 psig.
d.                 granul kering yang didapat dihisap melalui vakum dilewatkan  oscilating granulotory hingga didapat granul dengan ukuran 20 mesh.
2.       bagian asam :
zat aktif asam (bila stabil pemanasan) + asam sitrat + asam tartrat + pengikat (PVP dalam bentuk kering) + pengisi + FD&C Yellow no 6 mixing di litterfold lodige machine, 1500 rpm selama 30 menit.
a.    etanol 96% sebagai pembasah disemprot melalui mikropiston melalui mesin sehingga didapat massa lembab seperti butiran salju.
b.    massa dimasukkan ke dalam oscillatory dan dilewatkan hingga didapat granul dengan ukuran 20 mesh.
c.    granul basah dihisap melalui pompa vakum masuk fluid bed dryer (FBD) selama 1 jam, temperature 45-50o  C tekanan 30-50 psig
d.   granul kering yang didapat dihisap melalui vakum dilewatkan  oscilating granulotory hingga didapat granul dengan ukuran 20 mesh.
e.    Pindahkan ke storeage tank, beri label “Quarantine” dan lakukan evaluasi granul (IPC) :
- Homogenitas (Teori Sediaan hal 114)
- Granulometri (Teori Sediaan hal 114)
- Kecepatan alir (Teori Sediaan hal 114)
- Kelembaban (Teori Sediaan hal 115)
- Bobot Jenis (Teori Sediaan hal 115)
3.       Setelah lulus uji “release”, lakukan campur kering, granul basa + granul asam, zat aktif asam (bila tidak tahan pemanasan, seperti Vitamin C) ditambah PEG + oleum citri, mix di drum roller barrel 25 rpm 10 menit.
4.       Kemudian massa dicetak menggunakan mesin manesty yang menggunakan tekanan 4 ton per inci linear dengan permukaan punch rata berukuran 5/8 inchi (harap lihat lachman jilid 3 halaman 1399 disana terdapat berbagai jenis mesin dengan kapasitas masing-masing).

V.   Setelah 15 menit dilakukan uji kekerasan tablet (5 tablet), friabilitas (20 tablet), keseragaman ukuran (20 tablet) dan keseragaman bobot (20 tablet). Pada akhir pencetakan, sediaan dikarantina dan dilakukan pengujian keseragaman kandungan (30 tablet), disolusi (6 tablet), waktu hancur ( 6 tablet) dan pemeriksaan kadar tablet.
VI.        Setelah lulus uji maka dilakukan pengemasan primer. Kaleng dan brosur dimasukkan ke inner box, lalu masukkan ke outer box (dus/karton), beri nomor   batch dan ED pada outer box. Checking akhir.
VII.   Kirim ke gudang produk jadi, lakukan serah terima dari bagian produksi ke bagian logistik.

Secara umum ada 2 metoda pembuatan tablet efferv (Ansel, hal 214) :
1.      Metoda kering atau peleburan
2.      Metoda basa
Ad 1. Metoda kering / peleburan
            Dalam metoda ini, satu molekul air yang ada pada setiap molekul asam sitrat bertindak sebagai unsur penentu bagi pencampuran serbuk. Sebelum serbuk-serbuk dicampur atau diaduk kristal asam sitrat dijadikan serbuk, baru dicampurkan dengan serbuk-serbuk lainnya (setelah dilewatkan melalui ayakan No. 60) untuk memantapkan keseragaman atau meratanya pencampuran. Ayakan dan alat pengaduk harus terbuat dari stainless steel atau bahan lain yang tahan terhadap pengaruh asam. mencampur atau mengaduk serbuk-serbuk ini dilakukan dengan cepat dan lebih baik pada lingkungan yang kadar kelembapannya rendah untuk mencegah terhisapnya uap-uap air dari udara oleh bahan-bahan kimia dan oleh reaksi kimia yang terjadi lebih dini. Setelah selesai pengadukan, serbuk diletakkan diatas lempeng atau gelas atau nampan yang sesuai dalam sebuah oven (atau pemanas lainnya yang sesuai) dan sebelumnya oven ini dipanasi antara 93 oF – 104 oF(  oC???) ( 5/9 x (93-32) = 33 oC – 40 oC selama proses pemanasan serbuk dibolak balikkan dengan memakai spatel tahan asam. Panas menyebabkan lepasnya air kristal dari asam sitrat, dimana yang pada gilirannya melarutkan sebagian dari campuran serbuk, mengatur reaksi kimia dan akibat melepasnya beberapa karbondioksida. Ini menyebabkan bahan serbuk yang dihaluskan menjadi agak seperti spon dan setelah mencapai kepadatan yang tepat serbuk ini dikeluarkan dari oven dan diremas melalui suatu ayakan tahan asam untuk membuat granul sesuai dengan ukuran yang diinginkan, ayakan A No 4 dapat dipakai untuk membuat granul yang lebih besar, ayakan No. 8 untuk membuat ukuran sedang dan ayakan No.10 mengayak granul yang lebih kecil. Ketika semua adonan telah melalui ayakan, granul-granul ini segera mengering pada suhu tidak lebih dari 54 derajat dan segera dipindahkan ke wadah lalu disegel secara tepat dan rapat. Metoda peleburan digunakan dalam mengolah hampir semua serbuk effervescent yang diperdagangkan dan pada pengolahan Na fosfat Effervescent USP resmi.

Ad 2. Metoda basah
            Metode ini berbeda dari metode peleburan dalam hal sumber unsur penenetu tidak perlu pada air kristal asam sitrat, akan tetapi boleh juga air ditambahkan kedalam bukan pelarut (seperti alkohol) yang digunakan sebagai unsur pelembap untuk membuat adonan bahan yang lunak dan larutan untuk pembuatan granul. Dalam metode ini mungkin semua tablet tidak mengandung air, sejauh air ditambahkan ke dalam campuran yang lembap. Begitu cairan cukup ditambahkan (sebagian) untuk mengolah adonan pada kepadatannya yang tepat, baru granul diolah dan dikeringkan dengan cara seperti di atas.

      b. Evaluasi
            Evaluasi granul
Tujuan : Untuk memeriksa apakah granul yang terbentuk memenuhi syarat atau tidak untuk dikempa
            Prosedur :
1.      Kandungan air (hanya untuk granul hasil granulasi basah)
a.       Penentuan dilakukan dengan menggunakan 5 g granul yang diratakan pada piring logam, kemudian dimasukkan dalam alat penentuan kadar air (Moisture Balance).
b.      Atur panas yang digunakan (70 oC) lalu diamkan beberapa waktu sampai diperoleh angka yang tetap (dalam bentuk %). Piring logam dipanaskan hingga bobot tetap sebelum digunakan.
2.      Kecepatan aliran ( menggunakan Flow Tester)
a.       Sejumlah tertentu granul dimasukkan ke dalam alat penentuan (corong) penguji aliran.
b.       Alat dijalankan dan dicatat waktu yang dibutuhkan oleh massa granul untuk melewati corong.
c.       Hasil dinyatakan dalam satuan g/detik. Kecepatan aliran yang ideal adalah 10 g/detik.
3.      Kadar pemampatan
a. Masukkan 100 g granul dalam gelas ukur 250 ml, volume mula-mula dicatat sebagai ketukan 0 (Vo).
b. Lakukan pengetukan, dan volume pada ketukan ke 10, 50, dan 100 diukur.
c. Timbang bobot granul yang digunakan untuk pengujian ini.
d.Hitung kadar pemampatan dengan persamaan berikut ini :
Kp = [ (Vo-Vt)/Vo ]  x 100 %
Kp = kadar pemampatan
Vo = volume granul sebelum pemampatan
Vt = Volume granul pada t ketukan
Penafsiran hasil : Granul memenuhi syarat jika Kp ≤ 20 %.
4.      Bobot Jenis (BJ)
a.       BJ nyata
Sejumlah gram granul dimasukkan ke dalam gelas ukur.
Catat volumenya dan timbang bobot granul yang digunakan untuk pengujian  ini.
Hitung BJ nyata dengan persamaan berikut ini :
      P = W/V
      P = BJ nyata
     W = Bobot granul
      V = Volume granul tanpa pamampatan



b.  BJ mampat
       Sejumlah gram granul dimasukkan ke dalam gelas ukur pada alat dengan menggunakan corong pangjang. Catat Volumenya (Vo).
       Gelas ukur diketuk-ketukkan sebanayak 10 dan 500 kali. Catat volumenya V10 dan V500).
        Timbang bobot granul yang digunakan untuk pengujian ini.
        Hitung BJ mampat dengan persamaan berikut ini :
        Pn = W/Vn
        Pn=  BJ mampat
        W =  Bobot granul
        Vn = Volume granul pada n ketukan

5.      Indeks kompresibilitas
Hitung dengan persamaan : [ (Pn-P)/Pn ] x 100 %
6.      Perbandingan Haussner
Hitung dengan persamaan berikut ini :
Angka haussner = BJ setelah pemampatan / BJ sebelum pemampatan
Penafsiran hasil = Granul memenuhi  syarat jika angka haussner >1.
            Evaluasi Tablet
            Tujuan : untuk memeriksa apakah tablet memenuhi persyaratan  resmi (farmakope) atau non resmi (Non farmakope) atau tidak.
            Prosedur :
1.      Pemeriksaan penampilan
Meliputi pemeriksaan visual yaitu bebas dari kerusakan dari kontaminasi bahan baku atau dari pengotoran saat proses pembuatan.
2.      Keseragaman ukuran
20 tablet diambil secara acak, setiap tablet diukur diameter dan tebalnya dengan jangka sorong. Diameter tablet tidak boleh lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal tablet.
            3.   Keseragaman bobot tablet
                   Tablet tidak bersalut harus memenuhi syarat keseragaman bobot yang ditetapkan dengan menimbang 20 tablet satu persatu dan dihitung bobot rata-rata tablet. Jika ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan pada kolom A dan tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari hanya yang ditetapkan kolom B (lihat FI ed III, hal 7).
            4.  Kekerasan Tablet
20 tablet diambil secara acak, kemudian diukur kekerasannya dengan alat Stokes Mensato. Tekanan yang diperlukan untuk memecahkan tablet terukur pada alat dengan satuan Kg/cm2. Kekerasan yang ideal 10 Kg/cm2
            5. Friabilitas (alat friabilator)
                 a. Bersihkan 20 tablet dari debu kemudian ditimbang (Wo). Masukkan tablet ke dalam alat, kemudian jalankan selama 4 menit dengan  kecepatan 25 rpm.
b.  Setelah 4 menit, hentikan alat, tablet dikeluarkan, lalu dibersihkan  
     dari   debu dan timbang (W1).
                 c. Indeks friabilitas (t) = (Wo-W1)/Wo X 100 %
            6. Friksibilitas
                20 tablet diambil secara acak, bersihkan dari debu, kemudian ditimbang (Wo), kemudian dimasukkan ke dalam friksibilator. Alat diputar 25 rpm selama 4 menit, kemudian tablet dibersihkan dari debu dan ditimbang (W1)
                                    Friksibilitas = (Wo-W1)/W1 X 100 %
7.      Uji disolusi
 Masukkan sejumlah volume media sesuai mmonografi, alat dipasang, dan biarkan  mediahingga mencapai suhu 37   0,5 C.
Masukkan 1 tablet  ke dalam alat, hilangkan gelembung udara dari permukaan sediaan, dan jalankan alat pada laju kecepatan seperti yang tercantum pada monografi. Dalam interval yang ditetapkan, ambil culikan pada daerah pertengahan antar media disolusi dan bagian atas keranjang atau dayung, tidak kurang dari 1 cm dari dinding wadah. Lakukan penetapan kadar sesuai monografi.


CARA KERJA TABLET BIASA
I.             Cara Kerja & IPC
1.      Lakukan pekerjaan di ruang produksi non steril, atur ventilasi ruangan 5-20x/jam. Atur partikel 5 pm max 20.000/w3 dan partikel 0,5 pm max 3,5 juta/m3 udara, efisiensi saringan 95% dengan suhu 250C dan kelembaban udara 55%.
2.      Periksa kebersihan peralatan. Alat sudah dibersihkan dengan aqua, lypol 0,1%, etanol 75%   dan terakhir dengan aqua kembali. Beri label telah dibersihkan. Set peralatan sesuai dengan master formula untuk produk yang akan diproduksi. Beri label ”siap digunakan”.
3.      Karyawan harus sehat dan tidak berpenyakit menular. Di ruang ganti pakaian, karyawan harus melepas sepatu, mencuci tangan dengan menggunakan cairan antiseptik khusus, keringkan lalu mengganti pakaian rumah dengan pakaian khusus produksi, penutup kepala, sarung tangan dan masker. Karyawan masuk ke ruang produksi melalui airlock. Kenakan sepatu khusus untuk mencegah perpindahan mikroba dari lantai keruang airlock.
4.      Bahan pengemas primer (strip/ blister tablet) diambil dari gudang bahan kemas sesuai master formula yang akan diproduksi. Kirim ke ruang produksi (grey area) melalui airlock khusus bahan kemas primer.
5.      Bahan baku diambil dari gudang bahan baku. Kirim ke ruang penimbangan (kelas III) melalui airlock. Timbang sesuai master formula. Penimbangan dilakukan terlebih dahulu terhadap zat yang lebih stabil dan tidak mudah menguap untuk mencegah kontaminasi bila bahan yang mudah menguap ditimbang terlebih dahulu.  
6.      Bahan kemas sekunder diambil dari gudang bahan kemas sekunder sesuai master formula yang akan diproduksi. Kirim ke ruang packing sekunder (black area), cetak nomor batch dan tanggal sesuai master formula.
7.      Di ruang produksi.
Sesuai dengan metoda yang digunakan (granulasi basah/kering/cetak langsung). Misalnya granulasi basah, setelah kering dan terbentuk granul, masukkan ke storage tank, beri label ”Quarantine” dan lakukan IPC terhadap homogenitas, granulometri, kecepatan alir, kelembaban, Bj. Evaluasi Granul:
a. Distribusi ukuran partikel
   Alat : granulometer (susunan pengayak dengan bebagai ukuran)
   Cara:
   masukan 100 g granul dan letakan pada pengayak paling atas, getarkan mesin selama 5-30 menit, kemudian timbang granul yang tertahan pada masing-masing ayakan, dan hitung persentase granul pada tiap-tiap ayakan untuk melihat keseragaman ukuran granul.
            b. Bobot jenis
                - Bobot jenis nyata (untapped) = bobot/volume
                Cara: ke dalam gelas takar masukan 100 g granul dan baca volumenya.
-    BJ mampat (tapped) = bobot/ vol setelah dimampatkan
Cara : Mampatkan gelas takar yang telah nerisi granul tadi 500 x dengan          alat volumeter, dan lihat volume setelah pemampatan.
c. Kadar pemampatan
   %T = (Vo-V500)/Vo
   Ket ; %T = kadar pemampatan
            Vo = vol sebelum pemampatan
            V500 =  vol stlh pemampatan 500x
            %T < 20 maka sifat alir baik
d. kompresibilitas
    %K = (BJ tapped- Bj untapped)/ BJ tapped x 100%
e. Aliran granul
Masukan 100 g granul (tutup bagian bawah corong), tampung granul    dengan kertas grafik, dan hitung sudut istirahat.
            f. Kadar air
               Alat : Moisture Balance
                        %KB = W1/W x 100%
                        %KL = (W-W1)/W1 x 100%
                        KB = kandungan bobot
                        KL = landungan lembab
                        W = bobot mula-mula
                        W1 = bobot setelah pengeringan

Setelah lulus uji  release, tambahkan fase luar, pindahkan ke ruang cetak, masukkan ke dalam corong mesin cetak tablet (nama mesin.Manesty.), tiap 15’ dilakukan kembali IPC. Evaluasi tablet meliputi:
a. Visual/organoleptik, meliputi bau, rupa dan arsa tablet
b. Sifat fisika kimia a.l:
- Keseragaman ukuran (tebal dan diameter)
- Kekerasan
- Friabilitas
- Keseragaman bobot
- Waktu hancur
- Disolusi
- Uji kadar zat aktif
8.      Bila lulus uji, kirim ke gudang produk jadi. Lakukan serah terima bagian produksi ke logistik.


Google Ads